Pap-smear dan konsultasi pertama

Pertengahan bulan Oktober 2014 saya melakukan pap-smear test rutin tahunan sekaligus mulai berkonsultasi dengan dsog saya. Saya memilih waktu beberapa hari setelah menstruasi saya benar benar bersih.

Rasa agak cemas menghantui, mengingat beberapa bulan belakangan, saya mengalami sedikit keluhan di perut bagian bawah. Dan juga, kekhawatiran jika PCO saya masih ada, atau bahkan bisa lebih parah dari sebelum melahirkan anak pertama.

Pengambilan sample jaringan pun berlangsung lancar tanpa ada keluhan rasa sakit, hanya sedikit mulas karena rasa stress dari pikiran saya sendiri.

Setelah itu kami pun mulai berkonsultasi, diawali dengan menjelaskan maksud dan tujuan kami, bahwa kami berniat untuk memulai usaha medis dalam rangka mencapai tujuan menambah momongan. Yah, memang disini Rafael lah alasan utama kami, karena usianya yg hampir mencapai 4th, dan hampir setiap hari berdoa meminta adik. Kami pun menjelaskan kembali tentang riwayat medis saya, bahwa saya penderita PCO, bahwa tahun 2010 saya pernah sampai di tahap insem, bahwa saya sudah hampir 2th lepas IUD, dll.

Dsog saya pun memberikan dorongan semangat, dengan penjelasan, bahwa di beberapa kasus PCO, ada yang bisa sembuh setelah melahirkan. Ukuran sel telur yang dihasilkan ovarium pun normal dan memenuhi syarat untuk dibuahi.

Di konsultasi pertama ini, dsog saya memberikan resep penyubur: Dipthen 50mg, diminum selama 5 hari, mulai hari ke-3 menstruasi, dan Glucophage XR untuk mengatasi PCO saya, diminum rutin 1 tablet sehari..

De javu rasanya.. mengulang kisah lama.. Bismillah saja, namanya juga usaha..

Adeknya Rafael

Sudah lama Rafael minta adik, setiap malam sebelum tidur selalu berdoa, memohon pada Alloh SWT untuk diberikan adik. Dia mendamba adik laki-laki, katanya agar bisa jadi teman mainnya, main perang-perangan.

Sebenarnya, saya sudah melepas KB IUD sejak usia Rafael 2 tahun, tepat setelah WWL (Weaning With Love) berhasil. Akan tetapi, Alloh belum memberikan kepercayaan kepada kami, untuk menimang bayi lagi.

Setelah ulang tahun Rafael yang ke-3, kami mulai menggiatkan usaha, memperbaiki pola makan, saya mulai ikut senam aerobik, dll. Tapi kami masih dalam tahap belum ingin memulai usaha medis kembali.

Di bulan September 2014, Nadya, adik ipar saya menikah, banyak kesibukan bagi kami semua untuk persiapan acara tersebut, maka, kami pun tidak memikirkan masalah momongan lagi..

Di pertengahan bulan oktober 2014, saya baru teringat bahwa tahun 2014 saya belum melakukan pap-smear. Dan setelah pembicaraan dengan suami, kami pun bersepakat untuk mulai berkonsultasi kehamilan lagi. Dengan harapan, lebih mudah daripada saat berusaha mendapatkan anak pertama..